MODEL
PEMBELAJARAN ASSURE DAN ADDIE
1. Model ADDIE
ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production,
Implementation or Delivery and Evaluations. Menurut langkah-langkah pengembangan
produk, model penelitian dan pengembangan ini lebih
rasional dan lebih lengkap daripada model 4D. Model ini memiliki kesamaan dengan model pengembangan sistem basisdata
yang telah diuraikan sebelumnya. Inti kegiatan pada setiap tahap pengembangan juga hampir sama. Oleh sebab itu, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam
bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media
dan bahan ajar.
Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry
(1996) untuk merancang sistem
pembelajaran. Berikut
ini
diberikan contoh kegiatan pada setiap tahap pengembangan model atau
metode pembelajaran, yaitu:
a. Analysis
Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru
dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat
pengembangan model/metode pembelajaran
baru. Pengembangan metode pembelajaran baru
diawali oleh adanya masalah dalam model/metode pembelajaran yang
sudah diterapkan. Masalah dapat terjadi karena model/metode pembelajaran yang ada
sekarang sudah tidak
relevan dengan kebutuhan sasaran,
lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik,
dsb.
Setelah
analisis masalah perlunya
pengembangan model/metode
pembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode
pembelajaran baru tersebut. Proses
analisis
misalnya
dilakukan dengan menjawab beberapa
pertanyaan berikut ini: (1) apakah model/metode baru
mampu mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi, (2) apakah model/metode baru mendapat dukungan fasilitas untuk
diterapkan; (3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan model/metode
pembelajaran baru tersebut Dalam analisis ini,
jangan sampai terjadi ada rancangan model/metode yang bagus tetapi tidak dapat diterapkan karena beberapa keterbatasan
misalnya
saja tidak ada alat atau guru tidak mampu
untuk melaksanakannya.
Analisis metode pembelajaran baru perlu dilakukan untuk
mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut diterapkan.
b. Design
Dalam perancangan model/metode pembelajaran, tahap desain memiliki kemiripan
dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang
perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan model/metode pembelajaran ini masih
bersifat konseptual
dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.
c. Development
Development dalam
model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam
tahap
desain, telah
disusun kerangka konseptual
penerapan model/metode
pembelajaran
baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design
telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual,
maka pada tahap pengembangan
disiapkan atau
dibuat perangkat pembelajaran dengan
model/metode baru
tersebut seperti RPP, media dan
materi pelajaran.
d. Implementation
Pada
tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan
pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi,
rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai
dengan model/metode baru yang
dikembangkan. Setelah penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode
berikutnya
e. Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada
setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi
sumatif dilakukan
setelah kegiatan
berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi
sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran
atau
tujuan pembelajaran
yang
ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru
tersebut.
Tabel 1 Rangkuman Aktivitas Model ADDIE
Tahap
Pengembangan
|
Aktivitas
|
Analysis
|
Pra perencanaan: pemikiran tentang produk
(model, metode,
media, bahan ajar) baru
yang akan dikembangkan Mengidentifikasi produk yang sesuai dengan
sasaran peserta didik,
tujuan
belajar,
mengidentifikasi isi/materi pembelajaran,
mengidentifikasi lingkungan
belajar dan strategi
penyampaian dalam pembelajaran
|
Design
|
Merancang konsep produk baru
di
atas kertas Merancang perangkat pengembangan produk baru.
Rancangan ditulis
untuk
masing-masing unit pembelajaran.
Petunjuk penerapan
desain atau pembuatan produk ditulis secara
rinci
|
Develop
|
Mengembangkan
perangkat produk (materi/bahan
dan alat) yang diperlukan dalam
pengembangan Berbasis pada hasil rancangan
produk, pada tahap ini mulai dibuat produknya
(materi/bahan, alat) yang sesuai dengan
struktur model Membuat
instrumen untuk mengukur kinerja
Produk
|
Implementation
|
Memulai menggunakan
produk baru
dalam
pembelajaran atau lingkungan
yang nyata Melihat kembali tujuan-tujuan pengembangan
produk interaksi antar peserta didik
serta menanyakan umpan
balik awal proses evaluasi
|
Evaluation
|
Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara
yang kritis
Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan
produk Mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh
Sasaran Mencari informasi apa saja yang dapat
membuat
|
Contoh-contoh model R&D yang
telah
dipaparkan pada bagian ini memberi gambaran bahwa
model R&D memiliki tujuan yang sama yaitu menghasilkan sebuah produk yang teruji secara empiris. Untuk menghasilkan produk
tersebut, maka perlu ada tahapan kegiatan yang terdokumentasi dan terukur pada semua tahap pengembangan.
R&D
membutuhkan waktu yang relatif panjang. Peneliti sering
membagi kegiatan
penelitian
dalam beberapa tahap. Pada
umumnya,
kegiatan
penelitian
tahun pertama
dirancang
untuk mengidentifikasi masalah dan merancang
produk. Pada tahun berikutnya, kegiatan penelitian
dilakukan untuk
mengimplementasikan rancangan produk
pada pengguna. Proses penelitian yang panjang tersebut tentu saja membutuhkan berbagai jenis data,
sumber data dan metode analisis data yang berbeda-beda. Peneliti dituntut mampu
mengaplikasikan pengetahuan
dasar
tentang metode penelitian untuk dapat
mengatasi
masalah pada
saat proses pengembangan berlangsung.
2.
Model ASSURE
Model ASSURE.
Dengan model ini diharapkan kita dapat memilih jenis media yang tepat dalam
proses pembelajaran (walaupun tidak menutup kemungkinan untuk digunakan pada
konteks yang lain, contoh : seminar, penyuluhan, dll).
Model
ini terdiri atas enam langkah, yaitu:
a. Analyze Learners
Menganalisa
pembelajar adalah salah satu faktor yang wajib hukumnya untuk dilakukan sebelum
kita melaksanakan sebuah pembelajaran. Ada 3 hal yang semestinya diperhatikan
dalam menganalisa pembelajar :
1. Karakteristik
Umum
Yang
termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Karakteristik umum ini
dapat digunakan untuk menuntun kita dalam memilih metode dan media untuk
pembelajaran.
Sebagai contoh, apabila
pembelajar…
a.
memiliki kemampuan membaca di bawah standar, maka akan lebih efektif jika media
yang digunakan adalah bukan dalam format tercetak (nonprint media).
b. kurang
tertarik terhadap materi yang disajikan, diatasi dengan menggunakan media yang
memiliki tingkat stimuli yang tinggi, seperti : penggunaan video tape,
permainan simulasi, dll.
c. baru
pertama kali melihat atau mendapat konsep yang disampaikan, lebih baik
menggunakan cara atau pengalaman langsung (realthing). Bila sebaliknya,
menggunakan verbal atau visual saja sudah dianggap cukup.
d.
heterogen, lebih aman bila menggunakan media yang dapat mengakomodir semua
karakteristik pembelajarseperti menggunakan video tape.
2. Spesifikasi
Kemampuan Awal
Berhubungan dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki pembelajar sebelumnya. Informasi ini
dapat kita temukan bila kita memberikan entry test/entry behavior kepada
pembelajar sebelum kita melaksanakan pembelajaran. Hasil dari entry test
ini dapat dijadikan acuan tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu
lagi disampaikan kepada pembelajar.
3. Gaya Belajar
Gaya belajar berasal
atau timbul dari adanya kenyamanan yang kita rasakan (secara psikologis dan emosional) saat kita menerima
dan berinteraksi dengan lingkungan belajar, karena itu muncul modalitas dalam
belajar (audio, visual, dan kinestetik).
b.
State Objectives
Perumusan
tujuan ini berkaitan dengan apa yang ingin dicapai. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam perumusannya adalah :
1. Tetapkan ABCD
A (audiens – instruksi yang kita ajukan
harus fokus kepada apa yang harus dilakukan pembelajar bukan pada apa yang
harus dilakukan pengajar), B (behavior – kata kerja yang mendeskripsikan
kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah melalui proses
pembelajaran dan harus dapat diukur), C (conditions – kondisi pada saat
performans sedang diukur), D (degree – kriteria yang menjadi dasar
pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar).
2. Mengklasifikasikan Tujuan
Maksud dari mengklasifikasikan tujuan disini adalah untuk menentukan
pembelajaran yang akan kita laksanakan lebih cenderung ke domain mana ?
kognitif, afektif, psikomotor, atau interpersonal.
3. Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah
materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan
yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi
yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning
(kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki
tiap individu)
c.
Select Methods, Media, and Material
Yang perlu
digarisbawahi dalam point ini adalah bahwa tidak ada satu metode yang
lebih dari metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat menyenangkan/menjawab kebutuhan pembelajar
secara seimbang dan menyeluruh.
Penggunaan media tidak
harus diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas sebelum memilih media
kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan kekurangannya. Jangan
sampai media yang kita gunakan menjadi bumerang atau mempersulit kita dalam
pentransferan pengetahuan kepada pembelajar.
Materi/bahan yang kita
gunakan dalam proses pembelajaran, bisa yang sudah siap pakai, hasil modifikasi
kita, atau hasil desain baru. Bagaimanapun
caranya kita mengumpulkan materi, pada intinya adalah materi tersebut harus
sesuai dengan tujuan dan karakteristik si pembelajar.
d.
Utilize Media and Materials
Sebelum kita
memanfaatkan media dan bahan yang ada, alangkah bijaksananya jika kita
melaksanakan “ritual” seperti :
1.
mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
2.
mempersiapkan bahan
3.
mempersiapkan lingkungan belajar
4.
mempersiapkan pembelajar
5.
menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
e.
Require Learner Participation
Dalam mengaktifkan
pembelajar di dalam proses pembelajaran alangkah baiknya kalau ada sentuhan
psikologisnya. Berikut adalah gambaran dari adanya sentuhan psikologis dalam
proses pembelajaran :
1. Behavioris,
karena tanggapan/respon yang sesuai dari pengajar dapat menguatkan stimulus
yang ditampakkan pembelajar.
2. Kognitifis, karena informasi yang diterima pembelajar
dapat memperkaya skema mentalnya.
3. Konstruktivis, karena pengetahuan yang diterima pembelajar
akan lebih berarti dan bertahan lama di kepala jika mereka mengalami langsung
setiap aktivitas dalam proses pembelajaran.
4. Sosial, karena feedback atau tanggapan yang
diberikan pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai
ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah diterima dan juga sebagai
support secara emosional.
f. Evaluate and Review
Evaluasi
dan mereview adalah hal yang lazim dilakukan untuk melihat seberapa jauh
media dan teknologi yang kita pilih/gunakan telah menghasilkan tujuan yang
telah kita tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi akan timbul pertanyaan :
apakah media dan teknologi yang kita pilih tetap bisa digunakan, dimodifikasi,
ataupun tidak digunakan sama sekali.
No comments:
Post a Comment