Thursday, October 8, 2015

Manajemen Aksi Massa



Manajemen Aksi Massa


I. Pengertian Aksi Massa
Aksi Massa adalah suatu metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massa dalam menekan pemerintah / pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa. Aksi massa merupakan bentuk perjuangan aktif dalam rangka merubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendak massa, oleh karena aksi massa mengambil bentuk yang paling dekat dengan dinamika sosial yang berjalan dalam masyarakat. 

II. Bentuk – Bentuk Aksi Massa 
Aksi massa dikenal dalam berbagai bentuk sesuai dengan target dan sasaran aksi. Dilihat dari aktivitas aksi ada dua bentuk aksi massa, yaitu aksi statis, dan aksi dinamis. Aksi statis adalah aksi massa yang dilakukan pada satu titik tertentu mulai sejak aksi dibuka sampai aksi dibubarkan. Aksi dinamis adalah aksi massa yang dimulai dari titik kumpul tertentu kemudian berpindah sesuai dengan sasaran aksi.
1.    Rapat Akbar;
2.    Rally/Long March;
3.    Mimbar bebas;
4.    Panggung kesenian;
5.    Teatherical

III. Tahapan Menuju Aksi Massa
Hampir tidak ada aksi massa yang berjalan spontan. Kebanyakan aksi massa dipersiapkan secara matang, mulai dari kekuatan massa yang akan dilibatkan, perangkat aksi yang akan bertugas, isu dan tuntutan yang akan diangkat serta institusi yang akan dituju. Pada dasarnya aksi massa melalui tahapan sebagai berikut.
1. Persiapan
Gagasan untuk melakukan aksi massa biasanya lahir atau terinspirasi dari adanya syarat obyektif bahwa parlemen atau lembaga berwenang tidak tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi rakyat. Atau rakyat tidak sepenuhnya percaya pada kemampuan para wakil rakyat yang berjuang di dalam parlemen. Sebab, tidak semua anggota parlemen tentunya, dapat mengangkat permasalahan secara terbuka dalam perdebatan parlementer. Oleh karena itu, diperlukan adanya penekanan (pressure) massa untuk mengangkat permasalahan rakyat menjadi perdebatan luas dan terbuka di intra parlemen maupun di pendapat umum (public opinion) di luar parlemen.
Semua hal yang berkaitan dengan upaya penekanan dengan mengandalkan kekuatan massa harus dipersiapkan sehingga segalanya berjalan lancar. Persiapan aksi massa berjalan dalam lingkaran-lingkaran diskusi yang harus diorientasikan untuk melahirkan :
- Isu / Tuntutan;
Isu atau tuntutan yang akan diangkat dalam aksi massa harus dibicarakan dan diperdebatkan. Penentuan isu sangat penting karena akan memberi batasan gerak secara keseluruhan proses aksi massa di lapangan.
- Pra Kondisi Aksi
Pra kondisi aksi adalah aktivitas yang dilakukan sebelum aksi utama massa berlangsung. Pra kondisi tersebut bisa dalam bentuk aksi penyebaran selebaran, penempelan poster, Grafiti Action, pawai kecil-kecilan disekitar target aksi, dsb.
Tujuan pelaksanaan pra kondisi aksi adalah :
1.    Mensosialisasikan rencana aksi massa beserta dengan isu/tuntutannya.
2.    Memanaskan situasi di kawasan tertentu yang menjadi sasaran kampanye atau sasaran penyeretan massa. 

Perangkat Aksi Massa;
Yang dimaksud dengan perangkat aksi massa adalah pembagian kerja para partisipan aksi massa. Perangkat aksi massa ditentukan menurut kebutuhan. Biasanya, dalam aksi massa dibutuhkan perangkat sebagai berikut :
- Koordinator Lapangan (Korlap)
Korlap bertugas sebagai pemeimpin aksi di lapangan, yang berhak memberikan instruksi kepada massa. Keputusan untuk memulai ataupun membubarkan/mengakhiri aksi massa ditentukan oleh korlap. Ia hendaknya merupakan orang yang mempunyai kemampuan agitasi, propaganda, orasi dan komunikatif.
- Wakil Koordinator Lapangan (Wakolap)
Wakorlap adalah pembantu kolap di lapangan. Ia berfungsi sama dengan korlap.
- Divisi Acara
Divisi acara bertugas menyusun acara yang akan dilangsungkan pada saat aksi massa. Divisi acara juga bertugas mengatur jalannya acara pada saat aksi berlangsung statis. Ia bertugas mengatur dan mengemas jalannya acara agar massa tidak menjadi jenuh.
- Orator
Orator adalah orang yang bertugas menyampaikan tuntutan-tuntutan aksi massa dalam bahasa orasi. Ia juga merupakan agitator yang membakar semangat massa.
- Humas / Hubungan Masyrakat
Perangkat aksi yang bertugas menyebarkan seluas-luasnya perihal aksi massa kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama pers dan media massa lainnya.
- Negosiator
Negosiator berfungsi sesuai dengan target dan sasaran aksi. Misalnya target dan sasaran aksi adalah pendudukan gedung DPR/DPRD sementara target tersebut tidak dapat dicapai karena dihalangi oleh aparat keamanan, maka fungsi seorang negosiator adalah mendatangi komandannya dan melakukan proses tawar menawar agar massa aksi tidak dihalang-halangi. Karena itu hendaknya seorang negosiator adalah orang yang mempunyai kemampuan seni diplomasi.
- Mobilisator
Orang yang bertugas memobilisasi massa, menyerukan kepada mssa untuk ikut bergabung pada massa yang akan digelar beberapa waktu mendatang. Kerja mobilisasi massa terletak sebelum aksi berlangsung.
- K u r i r
Satu momentum aksi massa tidak bisa dipastikan hanya dimanfaaatkan oleh satu komite aksi/kelompok saja. Bisa jadi pada saat itu satu komite aksi sedang menggelar aksi massa, ada kelompok lain yang juga menggelar kegiatan yang sama menuju sasaran yang sama. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya kesalahpahaman antar komite aksi diperlukan fungsi kurir untuk menghubungkan kedua atau lebih komite aksi yang menggelar acara yang sama.
Selain itu, kurir juga berfungsi menjembatani komite aksi-komite aksi agar terjadi penyatuan massa atau aliansi taktis di lapangan. Kurir dalam hal ini bertugas memberikan laporan kepada kolap perihal aksi massa yang dilakukan komite aksi lain.
- Advokasi
Perbenturan antara massa dengan aparat keamanan harus dihindari, akan tetapi kalau pun hal itu tidak bisa dihindari, dan terjadi penangkapan oleh aparat keamanan terhadap para aktivis aksi massa. Dibutuhkan peran tim advokasi yang bertugas membela (advocate) dan memberikan perlindungan hukum terhadap aktivis aksi massa yang telah distatuskan sebagai tersangka oleh aparat keamanan. Dengan demikian, aksi massa selalu dilengkapi dengan perangkat advokasi dan lazimnya perangkat ini bekerjasama dengan institusi bantuan hukum yang mempunyai komitmen terhadap perjuangan demokrasi.
- Self Defence Unit (SDU) / Unit Keamanan Aksi;
Sering terjadi aksi massa radikal menjadi aksi massa anarkis karena emosi massa terpancing untuk melakukan tindakan destruktif. Ataupun aksi yang berlangsung  Chaos dengan aparat keamanan atau dengan kelompok tertentu. Antisipasi, terhadap kecenderungan semacam ini dilakukan dengan melengkapi aksi massa dengan perangkat Self Defence Unit (SDU). SDU atau disebut juga Unit keamanan (security Unit) bertugas mencegah terjadinya penyusupan oleh pihak luar yang bertujuan memperkeruh suasana. Tugasnya mengamati kondisi massa. Selain itu, SDU juga berfungsi mengatasi massa dengan yel-yal dan lagu-lagu perjuangan agar aksi massa tetap tampil bersemangat.


- Logistik dan Medical Rescue
Perangkat logistik bertugas menyediakan perlengkapan-perlengkapan fisik yang diperlukan dalam aksi massa seperti spanduk, poster, selebaran, pengeras suara(megaphone) dan pernyataan sikap (statement). Sedangkan medical rescue bertugas menyediakan obat-obatan dan memberikan bantuan P3K terhadap massa yang kesehatan fisiknya terganggu ketika aksi massa berlangsung. Kalau terjadi bentrok antara aparat keamanan dengan massa dan menyebabkan jatuhnya korban luka ringan, serius atau meninggal, maka tugas medical rescue untuk memberikan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

- Dokumentasi
Perangkat aksi massa yang lain adalah dokumentasi. Divisi ini bertugas mengabadikan penyelenggaraan aksi massa dalam bentuk gambar (fotografi) atau dalam bentuk tulisan kronologi. Foto dan kronologis aksi massa ini penting sebagai bukti jika keadaan yang tidak diinginkan terjadi.

- Sentral Informasi
Sentral informasi adalah nomor telepon yang dijaga oleh seseorang yang bertugas mendapatkan dan memberikan informasi tentang kondisi massa, situasi lapangan, sampai dengan informasi-informasi lainnya.

- K r o n o l o g.
Kronolog berfungsi untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi selama aksi berlangsung, mulai dari tempat star aksi sampai aksi selesai. Kronologis yang dibuat oleh kronolog nantinya berfungsi sebagai salah satu dokumentasi aksi, sebagai  bahan evaluasi aksi, dan sebagai bukti tertulis jika ada hal-hal yang terjadi kemudian.

2. Kelengkapan Material Aksi Massa
Selain kelengkapan struktur berupa perangkat aksi massa, dibutuhkan pula kelengkapan material yang berupa instrumen aksi massa berupa :
-Poster adalah kertas ukuran lebar yang dituliskan tuntutan-tuntutan aksi massa dipermukaannya. Poster berisi tuntutan aksi yang ditulis tebal dengan spidol atau cat agar jelas dibaca oleh massa dan sasaran aksi massa, ditulis dengan kalimat singkat, padat dan jelas.
-Spanduk adalah bentangan kain yang ditulisi tuntutan-tuntutan atau nama komite aksi yang sedang menggelar aksi massa.
-Selebaran adalah lembaran kertas yang memuat informasi agitasi dan propaganda kepada massa yang lebih luas agar memberikan dukungan terhadap aksi massa.
-Pengeras suara adalah perangkat keras elektronika yang berfungsi memperbesar volume suara.
-Pernyataan sikap / statement adalah pernyataan tertulis yang memberikan gambaran sikap massa terhadap satu kebijakan satu institusi/perorangan, dibacakan dibagian akhir proses aksi massa. Penyusunan pernyataan sikap biasanya didelegasikan kepada Humas atau divisi logistik.

3. Masa Persiapan Aksi
Kehadiran massa dalam jumlah yang massif dalam aksi massa merupakan faktor yang menentukan keberhasilan aksi massa. Semakin besar kemampuan aksi suatu komite aksi dalam hal mobilisasi massa untuk memberikan suport akan semakin memberikan konstribusi positif terhadap aksi massa. Maka pada tahap persiapan aksi massa dipersiapkan perangkat aksi/divisi khusus bekerja memobilisasi massa sebelum aksi berlangsung.

4. Target Aksi
Target aksi adalah tujuan-tujuan minimal dan maksimal yang akan diraih dalam aksi massa tersebut. Misalnya aksi massa dengan target membangun persatuan dan solidaritas, target mengkampanyekan isu/tuntutan, target memenangkan tuntutan, dll.

5. Sasaran dan Waktu
Mobilisasi massa akan diarahkan kemana senantiasa dibicarakan dalam persiapan pra aksi massa. Instansi atau lokasi yang dituju disesuaikan dengan isu atau tuntutan yang diangkat. Oleh karena itu ditentukan pula metode aksi massa yang diterapkan : rally dari satu titik awal menuju sasaran atau massa langsung dimobilisasi ke sasaran tujuan.
Sasaran aksi massa adalah institusi perwakilan rakyat atau institusi lain yang relevan dengan tuntutan massa. Misalnya : tuntutan aksi tentang pencabutan dwi fungsi ABRI/TNI maka sasaran yang relevan untuk tuntutan tersebut adalah instansi militer. Tuntutan pembatalan kenaikan harga BBM maka institusi yang dituju adalah istana negara/kepresidenan atau dewan perwakilan rakyat.
Sedangkan waktu (momentum) aksi ditentukan berdasarkan kebutuhan yang paling mungkin dengan segala pertimbangan seperti ; basis massa, sasaran aksi massa. Jika basis massa aksi direncanakan mahasiswa, maka aksi diselenggarakan pada hari libur mahaiswa. Begitu pula dengan sasaran, kantor-kantor pemerintah di Indonesia aktif dari senin hingga jumat, dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00 maka aksi amat tidak menarik jika dilaksanakan diluar waktu tersebut misalnya pada hari Sabtu atau minggu dan tanggal merah lainnya atau pada jam-jam kantor tutup. Momentum aksi massa yang jelas sangat menentukan. Aksi pada satu momentum bersejarah akan membuka kembali memori massa akan satu peristiwa yang tidak dihendaki terjadi oleh semua. Maka momentum dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
- Momentum yang dibuat sendiri (ourself made momentum)
Momentum pengajuan tuntutan terhadap pemerintah untuk mencabut atau mengukuhkan kebijakan saat tertentu yang tidak ada basis materialnya pada masa lalu, bahwa pernah terjadi satu peristiwa penting yang diketahui orang banyak pada hari atau tanggal yang bersangkutan.
- Momentum yang disediakan (provided momentum) yaitu saat penyelenggaran aksi massa yang dipaskan dengan memperingati satu kejadian pada masa silam. Misalnya aksi mahasiswa pada tanggal 12 Mei memperingati hari tumbangnya rezim soeharto, dll.
Aksi yang dilaksanakan pada momentum yang disediakan ini akan dapat mengingatkan kembali massa luas kepada peristiwa yang tragis atau bahkan monumental yang pernah terjadi pada masa lalu.

IV. Pelaksanaan Aksi Massa / Demonstrasi
Pada saat aksi massa dilakukan, segala tindakan massa disetting sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan para perangkat yang telah diberi tugas. Semua bekerja sesuai dengan tugas yang telah disepakati bersama dalam persiapan sebelum aksi massa digelar.
Penyimpangan terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat bersama, akan dikoreksi pada saat forum evaluasi diadakan.


V. E v a l u a s i
Evaluasi adalah tahap terakhir dari rangkaian aksi massa. Merupakan forum atau wadah tempat mengoreksi kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lapangan yang sebenarnya tidak sesuai dengan setting aksi massa yang telah disepakati bersama. Evaluasi ini berfungsi melahirkan ide-ide baru yang dapat membangun struktur pemikiran alternatif terhadap pola aksi yang telah dilaksanakan oleh komite aksi. Dialektika pola aksi massa justru dapat terungkap ketika evaluasi terhadap pelaksanaan aksi massa digelar.

VI. P e n u t u p
Aksi massa atau sering disebut demonstrasi telah semarak di Indonesia sejak periode akhir kejayaan Rezim Soeharto. Fenomena aksi massa ini tidaklah lahir secara spontanitas belaka, kemunculannya lebih dilatarbelakangi oleh latar belakang sosiologis dan psikologi massa yang tidak puas dengan keadaan sosial yang melingkupinya. Keadaan sosial tersebut disebabkan oleh sistem sosial, ekonomi, politik dan kompleksitas sistem yang lain, aksi demonstrasi dengan melibatkan massa yang relative besar pertama kali terjadi ketika mahasiswa makassar menolak kebijakan ekonomi dan peraturan kepolisian tahun 1986 yang memakan korban. Trend aksi demonstrasi dengan mengerahkan massa dalam jumlah besar terus terjadi dikalangan mahasiswa, buruh pabrik, masyarakat, baik diperkotaan sampai kedaerah-daerah.

N A S I O N A L I S M E



N A S I O N A L I S M E


Pengertian Nasionalisme.
Nasionalisme merupakan suatu asas yang diprakarsai dalam membangun kesadaran kesatuan dari berbagai suku, ras, etnis dan agama yang bertujuan dalam mengikat suatu kesepahaman dalam membangun bangsa.
Nasionalisme sendiri terdiri atas suku kata Nation (bahasa inggris) yang berartikan bahwa suatu bangsa, sedangkan isme adalah suatu azas yang memberikan kesadaran akan bangsa dan negara untuk bersatu padu dalam menjunjung tinggi didalamnya tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, kultur dan lain sebagainya.
Sejarah Nasionalisme Indonesia.
Sejarah peradaban bangsa tidak lepas dari kolonialisme, selama 350 tahun kejayaan bangsa Nusantara menjadi mimpi yang suram bagi perjalanannya, tatkala ekploitasi dan penghisapan terjadi dimana-mana. Seorang petani yang mempunyai ladang, memproduksi pertaniannya sendiri, dengan tenaganya sendiri namun, hasilnya pertaniannya harus rela direbut atau diambil pihak penjajah sampai 60% atau lebih. Berbagai pertambangan emas, perak, tembaga dan lain sebagainya dengan mengandalkan tenaga tambang pribumi nusantara tanpa adanya upah (kerja paksa) disertai ekplorasi sumber daya alam dimana – mana. Dengan hal inilah rasa kesadaran untuk lepas dari kekangan kolonialisme kian meningkat oleh Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau (Perserikatan Hindia Belanda Timur). VOC sendiri pada dasarnya adalah bentuk – bentuk kolionialisme dalam mengkampnyekan bentuk usaha dalam mengambil keuntungan dari negara – negara yang yang masih terjajah seperti halnya Indonesia yang kaya akan rempah – rempah dan sumber daya alam untuk dibawa ke negara kolonial.
Berbagai percikan perlawanan untuk menyerang penjajah terjadi dimana – mana, namun perlawanan terhadap para kolonial itu sendiri dirasa kurang mampu untuk menghajar mundur para penjajah tatkala ego sentris kesukuan, ras, tradisi dan agama masih menjadi jaring pemisah dalam membangun rasa persatuan. Pada abad ke 20 baru mulai nampak rasa persatuan diantara semua kalangan di penjuru nusantara yang dikomandoi oleh organisasi kepemudaan untuk menampung dari berbagai suku, ras, dan agama yakni terdiri dari Jong Java, Jong Ambon, Jong Maluku dan sebagainya disertai golongan keagamaan ialah suatu modal utama dalam mengkonsepsikan asas persatuan dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dulunya Hindia Belanda pada masa penjajahan. Gagasan yang menampung semua unsur perjuangan dalam memerdekakan bangsa tersebut ialah suatu letupan atas bangsa yang sama, bahasa yang sama, dan tanah air yang sama atau lebih dikenal dengan sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928.
Dengan semangat kepemudaan tersebut, percikan nasionalisme diantara semua golongan mulai nampak akan kesatuannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sampai pada puncaknya revolusi 17 Agustus 1945 yang diprakarsai oleh Ir. Soekarno dalam membacakan teks Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Bentuk Nasionalisme.
Pada umumnya, nasionalisme di penjuru dunia adalah sebuah negasi akan sebuah kepentingan imperialisme yang didalamnya untuk memenuhi kebutuhan pasar kapital, dengan demikian jelas sangat berbeda dengan nasionalisme indonesia yang digagas oleh kalangan aktivis pergerakan nasional yang bertujuan memacu semangat gerakan kemerdekaan indonesia. Merurut Ernest Renan (1882), bangsa di dalamnya adalah, Pertama suatu nyawa, akal yang terjadi dua hal. Pertama- tama rakyat itu dulunya harus bersama – sama menjalani suatu riwayat. Kedua, rakyat itu harus mempunyai kemauan, keinginan hidup menjadi satu. Bukan dalam satu ras, bukan bahasa (daerah), bukan agama, bukan kesamaan akan kebutuhan, bukan pula batas akan wilayah negeri melainkan menjadikan keutuhan akan bangsanya tersebut.  Dengan demikian sangat jauh perbedaan antara nasionalisme barat dengan nasionalisme indonesia yang menekankan asas persatuan dalam perjuangannya demi untuk mencapai kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan prilaku kebudayaan.
Selain itu, beberapa versi nasionalisme yang terdapat di dunia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seperti:  Nasionalisme yang cenderung tidak menghargai negara – negara lain dan cenderung elbih antagonis dalam mengusai negara lainnya untuk menyebar luaskan wilayah kekuasaan akan bangsanya. Nasionalisme ini lebih menganggap ordo bangsanyalah yang lebih ungul dibandingkan negara lainnya. Nasionalisme ini seperti halnya Jerman, Italia, dan Jepang yaitu Nasionalisme chauvinis.
Apa yang harus kita lakukan dalam merefleksikan Nasionalisme di Era Globalisasi.?
Suatu tantangan besar kebangsaan tatkala dihadapkan dengan arus globalisasi yang mampu mereduksi segala arah kebangsaan kita yakni suatu ancaman bagaimana bangsa kita dihadapkan dengan penjajahan yang lebih modern. Dulu bangsa kita dijajah dengan keadaan fisik yang di dalamnya menekankan ekploitasi peradaban rakyat sebagai rakyat yang tiada harganya. Namun, kenyataan sekarang bangsa kita lebih menderita lagi tatkal iklim politik yang liberal, ekonomi nasional yang serba ketergantungan dengan adanya campur tangan asing seperti World Trade Oraganisation (WTO) 1997 yang sekarang berkamuflase menjadi Free Trade Agrement (FTA), Asian Free Trade Agrement (AFTA) mereka semua adalah bentuk – bentuk nyata dalam penjajahan ekonomi kenegaraan (perdagangan bebas) yang pada praktiknya Indonesia tidak diperbolehkan memproduksi barang, dan jasa. Selain itu, ditambah pemimpin – pemimpin korup yang hanya memperkaya dirinya sendiri tanpa memandang dampak kaibat ulahnya.
Paska kepemimpinan Bung Karno yang dikudeta oleh Soeharto, perubahan keadaan bangsa kita mulai kembali lagi pada zaman sebelum kemerdeakaan. Suatu hal yang ironis, ketika bangsa kita telah mencapai kemerdekaan namun apakah kita benar – benar merdeka? Paska reformasi apakah benar – benar lepas dari peranan asing? Kenyataannya adalah tidak.!. kita dihadapkan dengan keadaan bangsa yang benar – benar liberal dan super liberal. Pasalnya, pada tahun 2007 dalam kepemimpinan Indonesia Bersatu dalam sistem ekonomi kita digadaikan seluas mungkin. Bahkan Investor asing berhak menanamkan modal hingga 95 tahun Hak Guna Usaha (HGU).
Lalu apa tugas kita sebagai sebagai mahasiswa?. Dalam sejarah gerakan mahasiswa, perjuang dan mengobarkan api perlawan terhadap kolonialisme demi terlaksananya kemerdekaan secara hakiki. Namun, dalam keadaan sekarang siapa musuh dan lawan kita, kita harus mengetahuinya. Musuh dan lawan kita adalah Kapitalisme dan Birokrat Komprador.
Yang harus kita lakukan adalah bagaimana untuk membentuk kesadaran masyarakat dengan mengorganisir serta memperjuangkan hak - hak kaum petani, Buruh pabrik, pengamen, anak Jalanan dan sebagainya untuk membangun kekuatan Rakyat demi terciptanya kesadaran, keadilan, hak – hak pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya yang saat ini terampas. Itu adalah sebagai langkah untuk menciptakan terlaksananya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seperti yang dikobarkan oleh Bung Karno “Samunbandling Van Alle Revolusionare Krahtchen” atau penggalangan kekuatan Revolusioner demi terwujudnya cita – cita proklamasi dan realisasi Pancasila untuk mewujudkan keadilan sosial yang merata. Untuk itu, semangat muda harus diarahkan dalam membangun negara. Apabila terasa jauh, Indonesia akan semakin terpuruk dan menjadi babu dirumahnya sendiri.
“ Jika pemuda yang usianya genap 21 akan tetapi belum peduli akan bangsanya sendiri. Lebih baik gunduli saja ”
Ir. Soekarno
(Pemimpin Besar Revolusi Indonesia)

MERDEKA..!!!